Minggu, 05 Februari 2017

Ikhlas

Ikhlas merupakan intisari dari iman. Seseorang tidak dianggap beragama dengan benar jika ia belum ikhlas. 
Telah ditegaskan dalam Al-Qur’an yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam“.  (QS. Al-An’am: 162).  
Dan dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 dikatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada_Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus“. 
Rasulullah SAW. bersabda yang artinya: “Ikhlaslah dalam beragama,  cukup bagimu amal yang sedikit“.

Ikhlas menurut bahasa ialah bersih atau menjadikan sesuatu bersih agar tidak kotor. Jadi orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya karena Allah semata, tidak menyekutukan-Nya  dan tidak riya dalam beramal.

Sedangkan menurut istilah, ikhlas ialah niat hanya untuk mengharapkan ridha Allah dalam beramal tanpa menyekutukan_Nya dengan yang lain serta memurnikan niatnya dari hal2 yang dapat merusak.

Selama ini bila kita mendengar istilah kerja dengan ikhlas, biasanya hanya dikaitkan dengan kerja yang sifatnya sukarela, tidak berbayar, pengabdian dlsb. Padahal ikhlas tidak ada hubungannya dengan berbayar atau tidak. Ikhlas adalah mengerjakan segala sesuatu hanya mencari keridlaanNya, bila Dia meridloi apa yang kita lakukan – tidak ada lagi yang perlu kita khawatirkan di dunia ini.
Orang yang hanya bekerja keras, dia hanya akan memenuhi kebutuhnnya sendiri.
Orang yang hanya bekerja cerdas, dia bisa saja mengambil keuntungan berlebihan dari ketidak tahuan atau kelemahan pihak lain.
Orang yang bekerja dengan ikhlas, ukurannya bukan lagi materi. Ikhlas bukan hasil sesaat tetapi an on-going process – yaitu proses yang berjalan secara terus menerus karena kita tidak akan pernah tahu apakah kita sudah bekerja dengan ikhlas atau belum, atau Dia sudah Ridlo atau belum.

Bila kita menjauhi semua larangan-laranganNya dan melaksanakan semua perintah-perintahNya, maka insyaAllah sebagian dari tanda-tanda keikhlasan itu ada pada pekerjaan kita. Sebaliknya juga demikian - karena ikhlas itu mencari keridlaanNya semata – sulit kita bisa berharap bekerja dengan ikhlas bila larangan-larangannya seperti riba, korupsi, kecurangan dlsb masih mewarnai pekerjaan kita.

Apapun pekerjaan kita, bila kita lakukan dengan ikhlas – tentu juga dengan kerja  keras dan  cerdas  - maka insyaallah kerja tersebut Insya Allah diberkahi olehNya.

#Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas dan Kerja Ikhlas

10.10 | 76 Tahun Indonesia, Apakah Sudah Merdeka Se-utuhnya ?

  Assalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh Sobat   Al-Hijrah Salam Sejahtera dan Salam Sehat untuk Kita semua   Di Tahun 1945, Tepa...