Kamis, 30 April 2020

[HARI BURUH INTERNASIONAL, NASIONAL, DAN BURUH MENURUT ISLAM]


"Hari Buruh Internasional,Dan pandangan islam tentang Buruh"

Oleh : Ilham Nur wachid

Berbicara tentang buruh, kita tidak akan lepas oleh 1 peristiwa besar di amerika serikat ,tepatnya pada 1 mei 1886 . awal baru dalam sejarah buruh internasional. dimana tidak kurang dari 200.000 buruh mogok kerja dan turun ke jalan dengan tuntutan 8 jam kerja,hak cuti,hak berserikat,dan hak pesangon serta kesehatan. 
dimana sebelumnya buruh dipaksa kerja diatas 12 jam kerja.
bisa dibayangkan bagaimna kerja buruh pada waktu itu. 
dari saat itu setiap tanggal 1 mei  atau mayday menjadi hari buruh internasional.

bagaimana dengan indonesia.🇮🇩
berbicara di negara tercinta kita ini, negara dengan ratusan ribu buruh entah buruh harian,buruh mingguan,buruh tahunan,buruh tani,buruh dagang,buruh jasa,dan buruh-buruh lainnya. 
tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Amerika serikat, di indonesia berawal pada tahun 1918, serikat buruh  kung tang hwee kuan mengadakan perayaan.
pada 1921 HOS Tjokroaminoto dan muridnya Soekarno melakukan pidato  dibawah Sarekat Islam.

1923 samaun (ketua partai komunis indonesia) berpidato meminta pemogokan buruh.terjadi mogok besar.

1926 hari buruh ditiadakan.
1946 kembali di perbolehkan. dan terjadi mogok masal sehingga pecah bentrok aparat dan buruh.
 pada zaman orde baru, 1 mei 1966 hari buruh ditiadakan karna dituding bergerak dengan komunis.
panjang sekali perjalanan hari buruh di indonesia , kemudian zaman bapak presiden Bj Habibi kembali di perbolehkan merayakan hari buruh. 
hingga pada zaman bapak presiden SBY baru  di tetapkan tanggal 1 mei resmi menjadi hari libur nasional(hari buruh).
allhamdulillah sampai sekarang 1 mei jadi hari buruh. 
eits jangan demo yaa. 
dirumahAja
bahaya Corona.
kita sama- sama pantau perkembangan perburuhan di indonesia. 
untukmu buruh yang baru di phk atau buruh lepas. sabar semoga wabah ini segera hilang dan bisa kembali berkerja kembali seperti sedia kala.


✨bagaimana sih pandangan islam tentang buruh✨
Berbicara buruh maka akan merujuk ke pekerja entah kasar atau halus, dalam islam buruh atau pekerja di tempatkan di posisi yang tinggi,sebagaimana yang diriwayatkan dalam suatu hadist nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan muslim, Amsyu bin Maqruri Bin Suwaid, berkata : “kami melewati Abu Dzar di Rabadzah dan ia mengenakan Burdun (baju rangkap) begitu juga budaknya. Abu Dzar ra berkata :“ pernah terjadi kata-kata kasar antara saya dan saudara saya yang Ibunya bukan bangsa Arab (Sahaya), saya hinakan ia dari segi Ibunya. Lalu dia mengadu kepada Rasulullah SAW. Maka setelah saya berjumpa Rasulullah SAW, Beliau berkata : “Kamu ini orang yang memiliki sifat Jahiliyah, hai Abu Dzarr ”. Kata Saya: Barang siapa yang memaki-maki orang tentu bapak dan ibunya akan dimaki-maki pula. Berkata Beliau : “Sesungguhnya kamu ini orang yang memiliki sifat jahiliyah, sahaya-sahaya itu adalah saudara kamu pula yang kebetulan di bawah tangan kamu. Maka berilah makan seperti kamu makan, berilah pakaian seperti kamu pakai, dan janganlah mereka dipaksa bekerja lebih dari tenaga mereka, jika akan dipaksakan juga mereka harus kamu bantu”

jadi di dalam islam sudah sangat jelas bahwa posisi buruh di upayakan setara dengan majikan.“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.” QS.Al-Ahqaf  ayat 19
hal ini bukan berarti semuanya sama, tetapi semuanya juga ada peraturan atau regulasi yang berlaku di antara keduannya. sehingga tidak ada yang merasa dirugikan antara satu dan lainnya.

regulasi,tepat janji,kerja pasti
hidup buruh indonesia
panjang umur perjuangan
salam jas merah.

Selasa, 21 April 2020

🌺 [MENJADI SEORANG PAHLAWAN WANITA MENGINSPIRASI]🌺

🌺 [MENJADI SEORANG PAHLAWAN WANITA MENGINSPIRASI]🌺

Menjadi Perempuan muda Inspiratif adalah tuntutan bagi kita, sebentuk makhluk yang begitu indah dan mulia ia istimewa ia berharga.. Ialah *WANITA*.

Menjadi wanita yang kuat dan hebat merupakan sebuah pilihan. Ketika kita telah menentukan sebuah pilihan maka kita harus berjuang.

Sebagaimana perjuangan wanita-wanita tangguh pada masanya, salah satunya adalah pahlawan kita bunda Kartini. Ibunda Kartini adalah sosok wanita yang kuat, tangguh dan cerdas.

Kartini memang tidak mengangkat senjata dalam perjuangannya, namun beliau telah berjuang dalam membangun nilai-nilai pendidikan yang turut membantu mencerdaskan bangsa untuk melawan tentara belanda pada masanya.

Dengan perjuangan itulah beliau dinobatkan sebagai pahlawan bagi kaum perempuan. Perempuan masa dulu corak gerakan dan perjuangannya tidak karena materialistik tetapi benar-benar menjemput kemerdekaan. Karena banyaknya penindasan, kekerasan, maka jiwa keresahan itu muncul karena mereka tau bahwa itu adalah sebuah kedzoliman.

Perjuangan itu bukan untuk menunjukkan sebuah eksistensi perempuan, tetapi memang murni untuk menjemput kemerdekaan dengan melawan segala bentuk ketidakadilan.

Jika kita berbicara tentang perjuangan pasti ada sebuah keresahan yang membuat perjuangan itu bangkit. Dari masa masa penjajahan itulah perempuan-perempuan mulai bangkit untuk melakukan perbaikan baik dari segi keilmuan, untuk ikut berkontribusi mengambil peran dalam membebaskan bangsa indonesia kita tercinta. 

Nilai nilai perjuangan itu harus benar-benar kita teliti dengan seksama. Sangat perlu kita mengakui dan meladani kontribusi dari mereka sebagai seorang perempuan yang sudah pasti sangat menonjol karena gerakannya. 

Yuk menjadi sosok perempuan-perempuan tangguh itu, yang haus akan perjuangan dan mampu memberikan kontribusi besarnya untuk agama bangsa dan negara.

Menjadi perempuan inspirator penggerak perubahan, membawa perempuan untuk kembali kepada fitrah kemuliaan dan kehormatannya.

Karena perempuan memegang peranan penting terhadap maju tidaknya sebuah peradaban. Dari tangan perempuanlah terlahir generasi penentu masa depan.
✨✨

Minggu, 12 April 2020

[SEPUTAR HIMBAUAN DAN LARANGAN]


Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.

Dunia kini telah dikagetkan dengan wabah yang kini menyerang semua negara termasuk Indonesia, Dan di sini masih banyak masyarakat yang belum mengerti terkait wabah korona. Di sini saya akan memberikan Himbauan Dan Larangan Selama Wabah korona. untuk mengantisipasi terjangkit nya wabah Korona
Dan Memperkecil Perluasan wabah Corona Ini.

• Himbauan:
   1. Selalu memakai Masker Di saat keluar Mau itu di dalam keadaan sakit atau tidak.
   2. Selalu mencuci tangan.
   3.  Tetap jaga Kesehatan makan dengan Teratur, Karena Fisik yang lemah itu sangat memudahkan kita Terjangkit Corona.
   4. Tetap Teratur Minum air putih agar Tenggorokan tidak Kering dan Selalu lembab.
   5. Tetap menjaga kebersihan lingkungan Dan di dalam Rumah.
• Larangan:
  1. Jangan Terlalu Sering keluar rumah, Kalo tidak terlalu penting.
  2. Jangan Terlalu berkumpul - kumpul Dengan Orang Yang banyak.
  3. Berdiam diri di rumah lebih baik, untuk Memutuskan Penyebaran virus Corona.
  4. Di larang Keras untuk mendatangi Daerah yang berzona Merah.
  5. di larang untuk melakukan Mudik untuk Keluar Kota.

Ya untuk Himbauan dan Larangan di Atas mungkin Teman - teman untuk bisa menaati dan melaksanakan Peraturan yang Telah di berikan, dan semoga di beri kesehatan selalu, di lindungi dari wabah corona. Tetap menjaga kesehatan dan budayakan Hidup Bersih. 

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.

Jumat, 10 April 2020

Study Dalam Pandemi


Study Dalam Pandemi
Sekarang ini kita mulai dibiasakan untuk melakukan kegiatan belajar di rumah. Mungkin sejauh ini sudah biasa atau malah terpaksa. Beberapa diantara kita memandang bahwa hal ini merupakan rutinitas yang tak biasa untuk dilakukan. Biasanya kita bertemu dengan teman-teman, mendapatkan pengalaman, ada secuil cerita untuk dibagikan kepada orang lain dan sebagainya. Namun saat ini komunikasi tatap muka secara langsung sudah tidak ada lagi, sekarang beralih menjadi komunikasi secara tak langsung yaitu via daring atau online. 
Banyak mahasiswa yang mengeluh, menggerutu, atau bahkan stress dengan membiasakan diri untuk belajar di rumah. Diberi tugas yang begitu banyak, deadline yang sangat dekat, jaringan yang kurang stabil sampai kuota internet yang cepat habis. 
Ada yang mengatakan bahwa “bayar SPP kuliah sekarang tidak sesuai sama yang didapatkan, sama saja kuota internet tetap kami yang mengeluarkan.” Itu salah satu aspirasi mahasiswa yang merasakan dampak dari study di tengah pandemi ini. 
Seharusnya akses data menuju pembelajaran online ini ditanggung oleh pemilik kekuasaan yang berada di atas seperti pada zaman kepemimpinan Umar bin Khattab. Pada masa Umar bin Khattab ketika ada wabah maka semua warganya ditanggung dan dipenuhi kebutuhannya, dan juga warga yang sudah terkena virus diisolasi, tidak boleh keluar dari wilayah tersebut. Sangat sesuai dengan hadis nabi Muhammad “Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya  (HR. Bukhari & Muslim)
Namun itu berbanding terbalik dengan sekarang ini. Banyak diantara kita yaitu manusia merasakan kerugian dan keresahan disituasi saat ini, namun jangan sampai membuat kita terlalu stress dan menganggap ini beban yang amat sangat berat. Mengeluh wajar dimiliki setiap manusia karena manusia memiliki naluri (gharizah). Kita mesti tahu bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta telah digariskan oleh Allah swt. Ini sudah termasuk Qada dan Qadar dari Allah. Allah yang takdirkan bahwa di tahun 2020 ada pandemi global yang tengah kita rasakan saat ini. Dan ini merupakan suatu bentuk ujian untuk orang-orang yang beriman di dalam bumi ini dan sebagai bentuk musibah bagi orang-orang yang sombong dan mengabaikan perintah Allah swt Sang Pemilik Jagat Raya ini. Kemudian kita harus terus memaksimalkan ikhtiar kita dengan selalu menjaga kebersihan, kesehatan, makan makanan yang bergizi dan sehat  seperti makanan yang dicontohkan ala nabi. Kita juga harus tetap sabar mengahadapi virus ini, tapi jangan sampai panik apalagi takut akan kematian. Kematian merupakan rahasia dari pencipta. Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menghampiri diri ini. Yang harusnya kita pikirkan adalah bukan mati karena corona tapi bagaimana akhir dari hidup kita nanti, apakah dalam keadaan baik atau buruk. 
Belajar di rumah juga salah satu bentuk karantina atau isolasi setiap orang agar tidak banyak berinteraksi dengan teman di luar dan dapat menekan jumlah penyebaran virus corona ini. Study dalam pandemi perlu kita biasakan untuk saat ini, selain untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan, juga untuk mengasah skill dan pengetahuan teknologi kita. Usaha ini yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai virus corona. 
Belajar itu tidak harus duduk dibangku, namun belajar itu bisa dimana dan kapan saja. Jangan sampai semangat belajar kita menurun ketika dirumah. Belajar bukan hanya sekedar  hal duiniawi saja namun belajar agama juga sangat penting dan wajib bagi setiap muslim sesuai hadis Rasulullah ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah)
“Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan” -(Imam Syafi’i)-
wallahu a'lam bisshowab

-Dyna Febiola-

COVID-19 Dalam Perspektif Islam


COVID-19 Dalam Perspektif Islam
Oleh : Tharuna Qalis Mula
Virus Corona atau yang sering kita sebut sebagai Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) memang sedang menjadi Trending Topic di Seluruh Dunia, tak terkecuali di Indonesia. Penyakit ini menimbulkan pneumonia berat yang bisa mengakibatkan seseorang meninggal dunia jika tidak memiliki imun yang kuat terhadap penyakit tersebut. Sebagai ummat Islam, kita sadar bahwa penyakit adalahh cobaan yang diberikan Allah SWT. Kepada ummat manusia agar bisa mengingat kepada-Nya karena Allah SWT tempat kita berlindung dan kepada-Nya lah kita akan kembali. Tentunya penyakit berbahaya seperti COVID-19 harus kita hindari dan harus dilawan bersama, karena penyakit ini memiliki dampak yang sangat luas terhadap kehidupan manusia khususnya ummat Islam.
Dalam keadaan genting seperti ini, umat manusia khususnya ummat Islam harus bisa beradaptasi dalam keadaan yang tidak memungkinkan kita melaksanakan aktivitas normal dengan selalu memperhatikan kesehatan demi kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Manusia haruslah kembali mengingat Sang Pencipta yaitu Allah SWT. yang memberi kita semua cobaan yang sungguh sangat berat untuk dijalani. Rasulullah SAW. sendiri pun menganjurkan kepada ummat Islam untuk senantiasa mengingat dan beribadah kepada Allah SWT. dengan selalu berdoa untuk dihindarkan penyakit dan cobaan lainnya. Dalam suatu Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW. menganjurkan kepada ummat Islam untuk menghindari penyakit yang datang di suatu daerah berikut ini. 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Dari hadits tersebut telah dijelaskan, bahwa Rasulullah SAW. menganjurkan ummat Islam untuk menjaga kesehatan lebih utama dan menghindari daerah yang terjangkit penyakit yang berbahaya, dengan ini Islam telah mengajarkan kepada kita bahwa kesehatan harus juga diutamakan dan diikhtiarkan demi menjaga keimanan kepada Allah SWT.
Dalam keadaan penyakit yang sedang menjangkiti umat manusia saat ini yaitu COVID-19, ada salah satu hadits Rasulullah SAW. yang menganjurkan kita untuk sholat di rumah jika memiliki halangan yang diterima sesuai Syariat Islam sebagai berikut.
Hadist Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim tentang Anjuran Sholat di rumah ketika hujan pada siang hari Jum’at.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ
قَالَ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ قَالَ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُخْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِي الطِّينِ وَالدَّحْضِ
dari Abdullah bin Abbas dia mengatakan kepada muadzinnya ketika turun hujan (pada siang hari Jum’at), jika engkau telah mengucapkan “Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, ” maka janganlah kamu mengucapkan “Hayya alash shalaah, ” namun ucapkanlah shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian).” Abdullah bin Abbas berkata; “Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui hal ini, lalu ia berkata; “Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua? Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (maksudnya Rasulullah SAW). Shalat jum’at memang wajib, namun aku tidak suka jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan di lumpur dan comberan.” (HR. Bukhari Muslim dari Abdullah ibn Abbas).
Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin tidak pernah menyulitkan ummat-Nya yang memiliki kesulitan dan rintangan dalam menegakkan ajaran-Nya, maka apa yang perlu dikhawatirkan dalam menghadapi COVID-19 jika kita sudah yakin bahwa pencegahan akan senantiasa terus dirutinkan dan kita terus berikhtiar kepada Allah SWT. Dalam menghadapi penyakit ini, maka kita harus selalu senantiasa waspada dan siaga menghadapi penyakit ini dengan terus menjaga kesehatan diri, mengikuti himbauan pemerintah dan ulama, selalu berdoa dan beribadah kepada Allah SWT. serta harus selalu beristiqomah kepada-Nya. Ingatlah, Kepada Allah kita berlindung dan kepada-Nya lah kita kembali, Kita doakan semoga dunia khususnya ummat Islam agar terhindar dari penyakit ini. Aamiin.
Semoga Bermanfaat
Keep Hamasah

Best Regard,
Tharuna Qalis Mula

Senin, 06 April 2020

COVID-19 DALAM PRESPEKTIF KAUM MUSLIM MENJELANG RAMADHAN


Tahun 2020 telah diwarnai oleh serangkaian kejadian-kejadian besar yang mampu menggemparkan dunia. Sebut saja kejadian seperti terbunuhnya Jenderal Iran Qassim Soleimani dan kebakaran hutan di Australia pada Januari silam, pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia serta merebaknya wabah COVID-19 yang pertama kali muncul dan merebak di kota Wuhan, Tiongkok sejak akhir Februari dan sekarang sudah merebak ke hampir seluruh negara yang ada di dunia termasuk Indonesia.
COVID-19 adalah sebuah wabah yang disebabkan oleh sebuah jenis baru coronavirus yang ditemukan pada akhir tahun 2019. COVID-19 dinyatakan sebagai pandemik oleh World Health Organization pada 11 Maret silam. Sebagai reaksi dari terjadinya pandemi ini, berbagai negara telah melakukan serangkaian kebijakan untuk membatasi pergerakan dan perpindahan penduduknya, beberapa negara bahkan telah melakukan lockdown terhadap kota yang telah terjangkit oleh COVID-19 seperti Tiongkok yang menutup Wuhan. Beberapa negara di benua Eropa yang telah terjangkit oleh pandemi ini pun turut mengikuti jejak Tiongkok dan melakukan lockdown seperti Italia, Perancis, dan Spanyol. Di Indonesia, kebijakan serupa juga telah diambil baik oleh pemerintah pusat yang melakukan penutupan akses bandara dan pelabuhan dari negara-negara yang terjangkit COVID-19 dan beberapa pemerintah daerah yang melakukan penutupan akses ke beberapa wilayah atau kota di Indonesia.
Situasi yang disebabkan oleh COVID-19 ini pun berpengaruh ke berbagai macam sektor kehidupan dari pendidikan sampai ke ekonomi. Kehidupan beragama masyarakat dunia pun turut terganggu demi menghindari penyebaran virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Tak terkecuali umat muslim di Indonesia yang sebentar lagi akan menyambut bulan Ramadhan, sebuah bulan suci di dalam ajaran Islam. Bulan Ramadhan yang kemungkinan, tidak akan bisa diliakdanakan seperti biasanya oleh umat muslim seperti di tahun-tahun sebelumnya mengingat diperlukannya langkah ekstra untuk mencegah diri masing-masing tertular COVID-19 seperti self distancing (swa-jarak) atau self quarantine (swa-karantina). Hal ini pun turut selaras dengan pernyataan MUI agar melakukan shalat Tarawih dan shalat Ied di rumah bagi umat muslim yang tinggal di daerah rawan COVID-19. Meskipun begitu, mengingat jumlah penderita COVID-19 di Indonesia tetap mengalami peningkatan, bukan tidak mungkin jika pernyataan MUI ini dapat diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam menghadapi kondisi seperti ini, umat muslim tidak boleh menjadi lengah dalam beribadah. Walaupun beberapa daerah sudah turut menghimbau agar ibadah penganut agama dilakukan di rumah masing-masing, shalat 5 waktu tetaplah menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing kaum muslim. Hal ini turut berlaku untuk ibadah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. COVID-19 memang mengancam nyawa baik diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita, namun pandemi ini tentu tidak bisa menjadi alasan untuk lalai dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

10.10 | 76 Tahun Indonesia, Apakah Sudah Merdeka Se-utuhnya ?

  Assalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh Sobat   Al-Hijrah Salam Sejahtera dan Salam Sehat untuk Kita semua   Di Tahun 1945, Tepa...