Jumat, 10 April 2020

Study Dalam Pandemi


Study Dalam Pandemi
Sekarang ini kita mulai dibiasakan untuk melakukan kegiatan belajar di rumah. Mungkin sejauh ini sudah biasa atau malah terpaksa. Beberapa diantara kita memandang bahwa hal ini merupakan rutinitas yang tak biasa untuk dilakukan. Biasanya kita bertemu dengan teman-teman, mendapatkan pengalaman, ada secuil cerita untuk dibagikan kepada orang lain dan sebagainya. Namun saat ini komunikasi tatap muka secara langsung sudah tidak ada lagi, sekarang beralih menjadi komunikasi secara tak langsung yaitu via daring atau online. 
Banyak mahasiswa yang mengeluh, menggerutu, atau bahkan stress dengan membiasakan diri untuk belajar di rumah. Diberi tugas yang begitu banyak, deadline yang sangat dekat, jaringan yang kurang stabil sampai kuota internet yang cepat habis. 
Ada yang mengatakan bahwa “bayar SPP kuliah sekarang tidak sesuai sama yang didapatkan, sama saja kuota internet tetap kami yang mengeluarkan.” Itu salah satu aspirasi mahasiswa yang merasakan dampak dari study di tengah pandemi ini. 
Seharusnya akses data menuju pembelajaran online ini ditanggung oleh pemilik kekuasaan yang berada di atas seperti pada zaman kepemimpinan Umar bin Khattab. Pada masa Umar bin Khattab ketika ada wabah maka semua warganya ditanggung dan dipenuhi kebutuhannya, dan juga warga yang sudah terkena virus diisolasi, tidak boleh keluar dari wilayah tersebut. Sangat sesuai dengan hadis nabi Muhammad “Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya  (HR. Bukhari & Muslim)
Namun itu berbanding terbalik dengan sekarang ini. Banyak diantara kita yaitu manusia merasakan kerugian dan keresahan disituasi saat ini, namun jangan sampai membuat kita terlalu stress dan menganggap ini beban yang amat sangat berat. Mengeluh wajar dimiliki setiap manusia karena manusia memiliki naluri (gharizah). Kita mesti tahu bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta telah digariskan oleh Allah swt. Ini sudah termasuk Qada dan Qadar dari Allah. Allah yang takdirkan bahwa di tahun 2020 ada pandemi global yang tengah kita rasakan saat ini. Dan ini merupakan suatu bentuk ujian untuk orang-orang yang beriman di dalam bumi ini dan sebagai bentuk musibah bagi orang-orang yang sombong dan mengabaikan perintah Allah swt Sang Pemilik Jagat Raya ini. Kemudian kita harus terus memaksimalkan ikhtiar kita dengan selalu menjaga kebersihan, kesehatan, makan makanan yang bergizi dan sehat  seperti makanan yang dicontohkan ala nabi. Kita juga harus tetap sabar mengahadapi virus ini, tapi jangan sampai panik apalagi takut akan kematian. Kematian merupakan rahasia dari pencipta. Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menghampiri diri ini. Yang harusnya kita pikirkan adalah bukan mati karena corona tapi bagaimana akhir dari hidup kita nanti, apakah dalam keadaan baik atau buruk. 
Belajar di rumah juga salah satu bentuk karantina atau isolasi setiap orang agar tidak banyak berinteraksi dengan teman di luar dan dapat menekan jumlah penyebaran virus corona ini. Study dalam pandemi perlu kita biasakan untuk saat ini, selain untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan, juga untuk mengasah skill dan pengetahuan teknologi kita. Usaha ini yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai virus corona. 
Belajar itu tidak harus duduk dibangku, namun belajar itu bisa dimana dan kapan saja. Jangan sampai semangat belajar kita menurun ketika dirumah. Belajar bukan hanya sekedar  hal duiniawi saja namun belajar agama juga sangat penting dan wajib bagi setiap muslim sesuai hadis Rasulullah ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah)
“Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan” -(Imam Syafi’i)-
wallahu a'lam bisshowab

-Dyna Febiola-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

10.10 | 76 Tahun Indonesia, Apakah Sudah Merdeka Se-utuhnya ?

  Assalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh Sobat   Al-Hijrah Salam Sejahtera dan Salam Sehat untuk Kita semua   Di Tahun 1945, Tepa...